Tuesday, June 4, 2013





Pada Pria Sempurna yang Ku Puja Sepanjang Masa


Sungguh,
andai cinta itu
seperti edelweis dipuncak tertinggi,
kan kupetik dirimu walau ku harus mendaki.

Tapi yang kutahu
kau jauh lebih tinggi.
Melewati ambang rasaku,
melampaui cakrawala cintaku.

Terbang tinggi menuju cintamu,
aku terengah. 
Susah.
Malawan langit bening biru,
melintas samudra,
merrentang jarak antara kita  . . .

Dalam sadar ku terhempas . . .
dipadang nan gersang tak berbatas.
Bertabur luka dalam lara
saat kuterjaga bahwa kau tak lagi ada.

Tegak,
kupupus segenap asa nan melara,
meski darah mengucur menoreh luka,
dalam nestapa jingga.

Andai cintamu,
edelweis dipuncak biru,
rasaku akan lebih mudah merayumu dalam jangkauku.
Tapi adamu melintas ruang dan waktu.
Dan aku tak mampu
tuk terbang tinggi menggapaimu.
Terengah disisimu,
kuhanya buat kau malu.

Kututup ruang kalbuku,
memupus khayal cintaku
yang melintas menembus cakrawala biru.
Tak sanggup aku menemanimu,
maafkan aku . . . pria sempurnaku.
pria sempurnaku.

No comments:

Post a Comment