Wednesday, September 18, 2013





kepada Pria Sempurnaku

Purnama sendiri,
Menyepi.
Seperti aku disini,
Menunggu hadirmu kembali.

Purnama sempurna,
Merona.
Seperti aku yang terpana,
Saat kau merayuku dalam romansa.

Ah, semua begitu indahnya.
Ada kau dan aku, kita.
Menguntai janji sehidup semati.
Saling menanti meski tak tahu apa yang kan terjadi nanti.

Jarak yang terrentang bukan alasan,
Waktu yang berlalu tak pula membuat jemu,
Bersama mereka kau slalu ada disisiku,
Walau nyata aku tahu kau ada jauh dari batas khayalanku.

Purnama terjaga,
Diam sendiri di singgasananya.
Ada namamu tertulis disana,
dan bayangmu terlukis diantara bintang-bintangnya,
Diantara mega-mega kelabu,
Diantara warna langit biru,
Semua mengeja hadirmu yang secara sembunyi hadir dalam mimpiku.

Purnama sendiri,
Menyepi.
Seperti aku disini,
Menunggu hadirmu dengan setiaku.
Mananti datangmu kembali
Untuk wujudkan sejuta mimpi.





(Red Cross Aniversary 2013,  bersama kita merayakannya, merayakan hari lahir kita)
Pada Pria Sempurna
Yang Terjaga Kala Purnama Ke Lima


Aku masih disini,
Menunggu hadirmu,
Menunggu datangmu.
Pulanglah, dan segera jemput aku.
Rindu itu akan dan selalu jadi milikmu.
Yakinlah, dan bawa aku bersamamu.
Merenda sejuta asa dalam biduk bahagia,
Menyulam sejuta mimpi yang akan kita rajut sekarang dan nanti.
Kaulah Pria sempurna,
Yang terjaga kala purnama ke lima.
Aku disini, masih dan akan tetap disini,
Menunggu hadirmu, menunggu datangmu.
Tanpa batasan waktu.
Segera ku kan menyambutmu
Menyongsong hari baru bersamamu.
Kaulah Pria Sempurna,
Yang terjaga kala purnama ke lima.
Pulanglah kembali padaku,
Setia itu milikmu,
Rindu itupun masih dan hanya untukmu.
Tak kan kubagi hingga kau kembali.


Catatan pada Purnama ke Sembilan

saat hari lahir kita, berdua kita rayakan

Wednesday, August 7, 2013




Still to  my Lovely Yust
At your birthday,
July , 27, 2013





Bunga kamboja luruh kelopaknya,
gugur dalam tiup bayu yang merana.
Bersama angin yang larut dalam duka.
Awan tiada,
ntah mengapa hujan turun begitu derasnya.

Ternyata itu satu pertanda
bahwa ada anak manusia yang harus kembali
memenuhi  jalan takdir Nya.
Aku terpekur mencermatinya.
Mencoba bertanya
tentang siapa yang akan kembali pada Nya.
Masih tak juga menyadari
hanya tetap berfikir tentang siapa
orang-orang yang kucinta yang akan pergi  dariku begitu saja.

Hari berbilang bulan Yust,
Kabar itu datang tentangmu.
Kenapa Yust,
Kenapa harus dirimu…..
Dan kenapa baru sekarang aku mendengarnya.
Masih juga aku tak bisa memahaminya.

Yust,
Semua begitu cepatnya.
Dan aku terlambat untuk memahaminya.
Luruhnya bunga kamboja,
Yang dulu kita tanam bersama…
Ternyata itu satu pertanda
kau harus pergi untuk selamanya.

Pergilah Yust,
penuhi jalan takdirmu.
Aku akan berusaha memahaminya.
Memahami arti hidup yang sementara,
bahwa bila tlah tiba masanya
kita harus kembali pada kekasih Sang Maha Cinta.
Seperti yang dulu pernah kau kata
Sang Maha Cinta menunggu kita anak-anak kasih Nya.

Bunga kamboja luruh warnanya,
Pergilah Yust,
Penuhi jalan takdirmu.
Aku cukup bahagia pernah ada disisimu,
Mendampingimu, menemanimu,
bersamamu mengarung telaga cinta,
dalam biduk yang penuh bahagia.
Walau terkadang harus ada tawa dan juga airmata.
Namun kini aku tlah cukup bahagia
Walau kuhanya bisa menguntai doa
Untuk tidur panjangmu yang tenang disana,

Disisi Nya . . . . .


 Secuil catatan kecil,
Pada pria sempurna
Yang aku menunggu sekian lama.

Pada Pria Sempurnaku,
Aku menguntai rindu menunggu hadirmu.
Menanti datang masa itu,
Saat kau kembali menjemputku,
Untuk mewujudkan sebagian mimpi kita dulu.



Ada kerinduan yang menyiksaku,
menusuk relung sanubariku,
menikam relung batinku.

Aku menahan rindu padamu.
Aku menangis karenamu.

Beginikah kasih yang kau tuang untukku…?
Seperti inikah wujud rasa sayangmu padaku…?

Aku tersiksa,
Tanpa seorang tahu bagaimana atau kenapa.
Kau nun disana adamu,
Adakah kau tahu bahwa ternyata aku sangat mendambamu.
Teramat sangat mengharapmu.

Pulanglah untukku.
Datanglah kembali padaku.
Karna bersamamu adalah mimpiku.
Disisimu adalah doaku.
Kaulah surga itu.
Kaulah pria sempurnaku,
Yang mewujud dari ambang khayalku
Datang untuk menyempurnakan hidupku.

1 Syawal 1434 H
08.07 wib

Monday, August 5, 2013





Pada Pria Sempuna Yang Terjaga Kala Purnama Ke Lima



Melupakanmu tak semudah dugaanku.
Melupakanmu tak seindah bayanganku.
Namamu dalam, tertanam disudut kerinduan.

Menyayangmu tak semudah impianku.
Mengasihimu tak seindah khayalanku.
Namamu terlanjur dalam, menikam dalam batin khayalan.

Aku masih menyayangmu,
Aku masih mengingatmu,
tak sedetikpun aku bisa lepas dari sosokmu.
Terlalu sulit buatku menghapus namamu.
Tak mudah bagiku melupakan sosokmu.

Aku,
masih saja merindumu,
aku,
masih saja memujamu,
dan aku...
masih terus menunggumu.

Mendengar suaramu adalah kebahagiaanku,
Mendengar sapamu adalah anugrah terindah dalam hidupku.
Tapi sungguh aku tahu,
menyayangmu sangat menyakitkan hatiku,
memujamu akan menjadi siksaan terperih dalam hidupku.

Bertahan dalam kesendirian,
Menanti wujud kasih sayang yang pernah kau berikan,
ntah masih berapa lama lagi aku sanggup bertahan.
karna ternyata menyayangmu adalah satu keindahan.

Ijinkan,
kumemujamu,
kumenyanjungmu,
mengasihimu dengan sepenuh harapanku,
meski harap untuk bertemu hanya jadi bagian khayalanku.
Biarkan semua itu jadi bagian hidupku.
Karna kaulah pria sempurnaku.
Yang pernah hadir memenuhi harapan doaku,
Mewujud datang dengan kasih tulusmu,
menyeri hadir dalam hari-hari hidupku.

Sunday, July 28, 2013







Merindu Mu






.........aku merindu Mu,
dalam tiap sudut malamku.
Aku memuja Mu,
dalam tangis sujudku.
Dan aku tahu Kau mendengar keluhku,
Kau melihat tangisku.

Kau kirim orang-orang terbaik sebagai pelindungku,
Kau beri malaikat terkuat untuk menjagaku.
Dan aku tahu itu,
karnanya ku mohon pada Mu,
bantu aku dalam tiap langkah kecilku,
dukung aku dalam tiap hela nafasku,
topang aku untuk tiap perubahan besar yang ingin kulakukan,
tapi aku merasa tak mampu.

Ku ingin bersimpuh dikaki Mu,
sujud memohon dalam buai kasih Mu,
merasakan belai lembut Mu,
yang smakin mesra memeluk kuat hatiku,
walau aku makin jauh . . . . .
dan menjauh dari Mu.

Maafkan aku yang terlena dari kasih Mu.
Terima aku duduk disisi Mu,
kembali merasakan hangat cinta Mu
bersama mentari yang masih Kau perlihatkan untukku.
Dalam wujud kasih sayang orang-orang terbaik yang Kau kirim untukku,
sebagai malaikat pelindung dan penjagaku
setiap waktu.

Aku,
ingin kembali pada Mu . . .
karna aku begitu merindu kasih Mu.

Tuesday, July 16, 2013



  

In memorrium with YPAR at Your Birthday 2013





Arti hadirmu tuntaskan rindu yang menggebu,
membalut relung kalbu yang kian menderu.
Begitu tersiksa rasa hatiku
karna rindu yang kutahan padamu.

Hanya satu yang kutahu tentang rindu padamu.
Aku harus lebih banyak berdoa untukmu.
Harus lebih bisa menerima kepergianmu.
Harus berusaha melupakanmu.

Disitu,
di nisan hijau tua milikmu,
aku masih ingin bersamamu,
menemanimu,
ada disisimu.
Tapi aku tahu
aku punya jalan yang khusus dibuat untukku.
Sementara adamu disitu,
berbalut kafan beku,
berteman nisan bisu.

Aku akan berdoa untukmu.
Untuk bahagiamu,
untuk keabadianmu.

Sejumput doa kan kubawa slalu
sebagai rasa dan wujud cintaku.
Untuk ketenanganmu,
untuk tidur panjangmu.

Disitu,
dekat nisan hijau tua milikmu,
ijinkan aku mendaras namamu
disela ayat suci yang kusanjung untuk pendamping setiamu.
Bahagialah disitu.
DisisiNya, kekasih pujaan hatimu,
bersanding Dia Yang Maha Memiliki Rindu.
Bahagialah cintaku,
tersenyumlah untukku
dengan kebahagiaan sejati yang kini jadi milikmu.

Monday, July 15, 2013






S a n n y   II



Aku menyayangmu,
tulus mengasihimu.
Mengapa kau masih saja membisu,
tak peduli dengan kasihku.
Acuh dengan salamku.

Jangan terus diam begitu.
karna kasih tak mungkin membisu.
Sambutlah rasa sayang ini,
dekaplah kasih tulus ini.
Dan biarkan semua ceria berseri kembali.

Biar ku disisimu,
rasakan sejuk hatimu,
rasakan hangat sapamu,
dan jadilah matahariku.
Karna buatku kaulah semangat dan inspirasiku.

Berhenti dari kelu dan bisu.
Yakinlah aku teramat sangat menyayangmu.
Karna kaulah harapanku,
karna kaulah damba hatiku.

Adikku,
kekasih hatiku,
yakinlah dan terus maju.
Aku kakakmu
selalu ada disini untuk mendukungmu.
Ku tahu kau mampu
wujudkan mimpi dan smua harapanmu.
Genggam erat tanganku,
dekap mesra pelukanku,
kaulah semangatku.
Kembalilah padaku,
Warnai hariku dengan suaramu.
Hangatkan pagiku dengan sapamu.
Hariku sepi tanpa sapamu,
hariku hampa tanpa tawamu.

Dimana adikku yg ceria dulu.......?!?
Sebesar itukah kebencian yang kau tujukan padaku.
Sementara aku tahu 
kasih tulusmu masih terasa mengalir dihatiku.
senyum manismu masih pun hadir diujung mimpiku.
menghias tidurku,
yang berkisah tentang kasihmu padaku,
mbakyumu....

Tuesday, July 9, 2013




Sanny



Sudahi marahmu,
aku tlah bosan jemu.
Sudahi diammu,
aku tak sanggup melihat itu.

sampai kapan kau akan begitu,
kuhanya ingin jadi mata bening buatmu.
Sampai kapan kau akan membisu,
kalau itu tak selesaikan masalahmu.

Marahlah padaku,
tapi kumohon,
jangan diam begitu.

Bosan aku menangis sendiri karna diammu.
Jenuh aku meratapi kekesalanku.
Katakan sesuatu,
tentang salahku.
Aku mohon maafkan aku. 
Atau tak ada lagikah pintu maafmu,
yang selalu kau buka untukku.

Biarkan aku tetap bercerita untukmu,
ijinkan aku bercanda mengisi harimu.
Kan kukatakan matahari itu tetap milikmu.
Kan kuceritakan hangatnya menembus hatiku.
menyinari kasihmu,
kau pancarkan dengan cintamu.

Ijinkan aku menjadi mata beningmu,
agar bisa bercerita tentang indah kasihmu.
Kasih setia yang kau urai dihatiku,
dan jangan lagi marah padaku.
Aku tak bisa membencimu,
hanya dengan kau marah padaku.

Mana senyummu ?
Mana suaramu ?
katakan sesuatu,
padaku.

Bahwa memang indah cintamu
yang kurasa dihatiku.
Menyentuh hari-hariku.

Monday, July 8, 2013





Pada Yang Kudamba


Aku memang jatuh cinta,
aku memang terlena,
pada sapa yang bersahaja,
pada tutur yang mempesona.
Sapamu yang merona,
Tuturmu yang manis selaksa aroma. 

Ya,
aku memag jatuh cinta.
Cinta yang tak boleh direnda sutra.
Karna jarak yang terrentang jauhnya,
karna dirimu tlah berdua.

Haha, 
sesekali aku hanya tertawa,
merenung diri yang tak pernah bisa kuraba.
Tokh aku hanya bisa menjalani saja.

Ntah,
apa yang terjadi esok lusa.
Kala aku tahu aku tlah jatuh cinta,
cinta yang semu tak bisa nyata.
saat tersadar aku datang kelewat senja.

Senjamu,
bukan lagi senja kita bersama.
Kau masih terlalu anggun dan muda.
Jalanmupun masih lah panjang dan tak sederhana.
Hidupku hanya bergantung asa,
yang kusandarkan disudut luka.

Aku tak hendak terpana,
pada sapa yang bersahaja,
pun tuturmu yang penuh pesona.
Tapi kharismamu tawarkan cinta.

Hanya dengan menatap matamu,
aku tlah mati rasa.
Hilang segenap asa,
kuingin larut dalam cinta,
mereguk nikmat asmara.
Tapi nalarku harus mengatakan beda.

Bahwa............
kita tak boleh bersama dalam satu cinta.

Haha,
didepanmu aku harus tetap bisa tertawa,
karna aku tak mau kau terluka.
Oleh cinta yang membara. 
Yang panasnya melebur jiwa.

Tuesday, June 25, 2013





Pada Qy di sudut Batam sepi


Hujan hari ini,
mengingatkan aku padamu Qy.
Hujan makin menyiksaku
karna hujan yang mempertemukanku denganmu.

Hujan hari ini begitu deras Qy,
seolah kau datang kembali
'tuk menghapus airmata kelukaan ini.
tapi kau malah kembali
membuat sejuta miris dalam hati.

Qy...
dimana adamu kini,
aku sendiri berteman sepi,
menunggu hadirmu
yang tak jua datang menghapus derita ini.

Qy...
sungguhkah kau terluka hati,
dengan gadis manis teman dekatku ini ???

Jangan Qy,
jangan kau ucap lagi
dusta yang pernah kau toreh di hati sepi.
Aku masih mendamba,
dan aku masih memuja.

Qy...
jangan pernah kembali
bila dusta masih kau beri. 
Aku tlah cukup bahagia
pernah disisimu membawa warna.
Kaulah pelangi
yang datang sesaat hujan pergi.
Jadi kinipun aku tlah rela hati
biarkan kau pergi,
jauh dari lubuk hati.

Qy...
padamu kuberjanji.
takkan kuingkari...
sampai saat ini,
saat hujan turun dengan deras begini.
Ini airmataku Qy,
saksi cinta kita
yang dulu pernah
kau mengusapnya.

Sunday, June 23, 2013





Pada separoh hati,
yang ku tinggal di sudut dormitory.....


Kala cinta bersemi dihati,
rindu itu makin menyiksa diri.
Rindu yang menggoda 
kala kau jauh tak lagi ada.

Cinta berdua antara kita,
yang terrasa indah penuh merekah,
dalam pesona cinta yang mewarna,
sungguhkah ada cinta yang mendua,
mungkinkah ada cinta yang melara,
bersemayam dalam kasih kita ?

Kurasa kisah kita tlah sempurna,
karna semua penuh bahagia.
Kau berseri bagai matahari
yang selalu hangat menyinari.
Senyummu sentiasa menyapa pagi,
menambah sempurna hari kita bersama.

Saat cinta yang kubawa dalam bahgia,
merona penuh ceria,
angin besar datang mengoyaknya.
Menghantam habis kisi-kisinya,
menghancurkan semua harapan cinta kita.
tak sanggup lagi aku menyimpannya.
karna kini kau sungguh nyata tiada.

Duka dalam cinta
cinta dalam lara,
seolah kau sengaja menorehkannya
kala semua mekar indah penuh pesona.

Qy...
kitalah yang merajut asa bersama,
kitalah pula yang menjalin kasihnya.
Kita bersama melalui masa-masa sulitnya,
bersama dalam tangis dan airmata,
hanya untuk meraih sekuntum bahgia.

Qy...
bertahun aku mencoba
untuk mengerti arti setia.
Mengapa tak jua
kau coba untuk memahaminya ???

Qy...
apa arti cinta
yang pernah kita rajut berdua
dalam kenangan masa
bila ternyata hanya menoreh kenangan luka.

Qy... 
masih harus berapa lama lagi,
kata setia ini kusimpan dalam hati.
Tak sanggup aku menyiksa diri.
Karna kau tak jua akan mengerti.
Aku harus pergi Qy,
walau aku tak rela hati.

Qy,
biarlah kini...
Ku tinggal separoh hati, di situ.
Disudut dormitory,
tempat dimana kita
pernah menguntai janji,
untuk bersama sehidup semati,
walau kini kau mengingkari.
Aku tahu diri
karna dia teman terbaik yang pernah kumiliki.



Dambaku padamu,
di sudut relung kalbu.



Andai cinta itu
seperti edellweis dipuncak tertinggi
kan kupetik dirimu
walau ku harus mendaki.
Karna kaulah,
cinta yang kumiliki.
Karna kaulah,
cintaku dalam hati.


Sayang seribu sayang,
aku menemukanmu
terpuruk dalam luka.
Aku mendapatkanmu
terlena berteman duka.
sesal yang kau punya,
kesedihan tiada tara.....
tidakkah kau tahu itu tiada guna.

Semua yang pergi tak mungkin kembali.
Kuingin kau memulai 
hari baru yang kau miliki.
Lakukan semua mulai hari ini.
Bangkitlah dan tegak berdiri.
Aku disini,
mencoba sekuat hati.
kubantu sebisa kumampu,
kudukung sebisa yang kupunya.
Walau hanya dengan kekuatan do'a.

Kaulah sandaranku,
kaulah dambaku.

Jangan lagi terpuruk begini.
Hari depanmu masih menanti.
Matahari itu,
masih tetap dan akan slalu kita miliki,
karna ia kurnia Illahi,
untuk kita insan duniawi.
Walau tak lagi bisa kita nikmati
silau emas cahya mentari
tapi yakin dan teguhkan hati
kita tetap bisa rasakan hangat peluknya dipagi hari.
Yakin dan tetaplah tegak berdiri.
Aku disini,
kan slalu menemani.
Sampai nanti, sampai mati.




Rumah Impian





....aku melihatnya,
ya, sungguh aku melihatnya.
Rumah itu,
rumah mungil itu
rumah cinta kita.

Pesona bunga mewarna.
kupu-kupu menari dalam riangnya,
burung pun bercanda dengan kicau bahagia.
Dan semua buku koleksiku tertata rapi di dalamnya.

....aku melihatnya,
sungguh melihatnya.
Rumah cinta kita.
Bersama kita membangunnya,
berlandas air mata,
berdinding duka,
beratap tawa ria.

Kokoh.
seperti kasih kita.
Berwarna,
ibarat sayang kita.
Mewangi,
dalam harmoni.
tapi aku tak mau semudah ini.
Bagai ilusi
yang sekejap berlalu dan mudah pergi.
Bagai mimpi
yang terbangunpun aku tak mau lagi.


Rumah mungil itu
rumah cinta kita
ada tawa bahagia anak masa depan
ada asa dan cita kita yang tinggi menjulang.
Aku tak mau sesingkat ini.
yang bahkan tertawa atau menangis 
aku tak bisa merasa lagi.

Aku ingin membangun mimpi
tentang rumah impian yang kita miliki.
Dengan selaksa tawa harmoni.
Dan berlapis tangis tawa kita sendiri.
Mari Mas,
bangun dan wujudkan mimpi
hingga kita bisa bersama di keabadian nanti.
Menuju Jannah nan suci,
sebagaimana yang Ia janjikan,
Pasti.