Monday, March 30, 2015



Rindu Bimbang Buat And,



Setangguk rindu bermain di hatiku.
Membumbung tinggi,
mengangkasa di awan mega hatimu.
Menyatu, membentur pelabuhan jiwamu.
Menyusut dan lalu berdiam diri di sudut cintamu.

Setangkup rindu membaur jadi satu,
antara rindu hatiku
yang berusaha menepis hadirmu
dan antara benih rindu yang makin lama bersemi di relung kalbu.

And,
Kuharap kau tahu
betapa rindu yang membiru tak lagi bisa ku simpan buatmu.
Kau ada di hatiku, yakinlah itu dan selalu.
Tapi bukan sebagai kekasih hatiku.
Aku memuja cinta lain yang lebih kerontang dengan kasih sayang.
Ku ingin bersemayam dalam jiwa yang pernah lara dan terbuang.
Karena di sana aku merasa nyaman,
tenang dengan berjuta goresan pelangi dan warna indah kehidupan.
Ada kebahagiaan yang di janjikan,
bahkan aku telah di tawarkannya dengan penderitaan.
Namun aku telah cukup yakin dengan sepenuh perasaan
bahwa dalam cintanya aku merasa lebih dari sekedar berkecukupan.

Kasihnya memberiku kedamaian,
cintanya membawaku pada ketenangan.
Bahagia yang di janjikan tak lagi sekedar harapan,
karena kami bisa berbagi doa dan impian
mencapai segenap cita cinta yang kami angankan.

Pahamilah aku telah menemukan kebahagian,
selaksa kasih dengan kedamaian.
Aku bahagia dengan apa yang telah kuputuskan.
Aku mohon diri dari hadapamu
dengan segala kerendah hatian.
Terimalah ini sebagai ladang amalan kita dalam menjalani kehidupan.
Aku mohon kerelaan,
lepaskan aku dengan ketulusan
karena antara kita selama ini hanya terjalin sebuah ikatan persahabatan
yang insyaallah akan lebih indah bila kita rentangkan 
dalam silaturahim kekeluargaan.

Yakinlah, And,
Bahagia itu telah kutemukan,
kudapatkan dengan sebuah perjuangan.
Ini bukan sekedar permainan perasaan.
Aku yakin, And....


Mugas, akhir Maret 2015
sebuah persembahan untuk persahabatan yang hilang

Wednesday, March 11, 2015




R i n d u



Di sela rindu yang tiada bisa ku bendung,
tiap waktu hanya ada nama-Mu yang kukidung.

Rabbi,
aku ingin kembali dalam dekap kasih-Mu nan agung.
Dengan sejuta cinta yang menggunung,
melingkupi hati dan jiwaku penuh selaksa kasih yang terus menggaung.
Biarlah rindu hati ini terus bersenandung.

Perjalanan panjang kulakukan,
dengan karang terjal merintang,
onak dan duri menghadang,
segenap perih meradang,
tapi semua adalah bukti cinta-Mu yang tak lekang....

Rabbi,
kapan hati dan jiwa ini Kau semayamkan
dalam hidup abadi yang Kau janjikan.
Berdiam tenang di Jannah-Mu 
yang tanpa akhir dan tak berkesudahan.
Di sanalah dekap kasih-Mu kan selalu kudapatkan.
Rimbun dengan ranting yang cinta Kau sematkan.

Rabbi,
Bawa aku di keabadian....
dalam cinta-Mu yang kurindukan.



Tuesday, March 3, 2015



Harapan Doa



Kugenggam erat jari tanganmu tak ingin kulepaskan.
S'bab aku teramat takut pada sebuah perpisahan,
yang akan merenggut kebahagiaan.
Takut kita tak akan lagi di pertemukan,
takut juga kau tak akan kembali dan malah menghilang.

Duhai pujaan,
Sampai kapan 
sebuah penantian panjang akan menyatukan
dua hati kita yang tengah di landa kegersangan?

Kau di sana, aku di sini.
Menyimpan rindu tak berkesudahan.
Hanya sebuah penantian,
dalam malam-malam sepi menghanyutkan.
Malam yang senantiasa kurasakan,
kau selalu ada mendekapku dalam berjuta kebahagiaan.

Doa-doa yang kutautkan,
kupilin indah dalam untaian benang kasih sayang.
Kukirim lewat paket cinta demi sebuah pengorbanan.
Pengorbanan yang tengah sama kita lakonkan
untuk sebuah misi indah di masa depan.
Dimana kau dan aku menyatu dalam sebuah ikatan.
Dalam jalinan suci yang penuh berkah berkelimpahan.

Sakinah mawadah warrahmah, 
sebagai impian hidup hingga akhir nafas kita hembuskan.

Kau di sana, aku di sini.
Satu, 
dalam cinta nan abadi.
Biarkan hanya Tangan Kehidupan yang 'kan menghakimi,
maka tak ada apapun yang harus kita takuti.
Pasrah,
Menyerah dalam kasih sejati Pemilik Cinta surgawi....