Still to my Lovely Yust
At your birthday,
July , 27, 2013
Bunga
kamboja luruh kelopaknya,
gugur
dalam tiup bayu yang merana.
Bersama
angin yang larut dalam duka.
Awan
tiada,
ntah
mengapa hujan turun begitu derasnya.
Ternyata
itu satu pertanda
bahwa
ada anak manusia yang harus kembali
memenuhi jalan takdir Nya.
Aku
terpekur mencermatinya.
Mencoba
bertanya
tentang
siapa yang akan kembali pada Nya.
Masih
tak juga menyadari
hanya
tetap berfikir tentang siapa
orang-orang
yang kucinta yang akan pergi dariku begitu
saja.
Hari
berbilang bulan Yust,
Kabar
itu datang tentangmu.
Kenapa
Yust,
Kenapa
harus dirimu…..
Dan
kenapa baru sekarang aku mendengarnya.
Masih
juga aku tak bisa memahaminya.
Yust,
Semua
begitu cepatnya.
Dan
aku terlambat untuk memahaminya.
Luruhnya
bunga kamboja,
Yang
dulu kita tanam bersama…
Ternyata
itu satu pertanda
kau
harus pergi untuk selamanya.
Pergilah
Yust,
penuhi
jalan takdirmu.
Aku
akan berusaha memahaminya.
Memahami
arti hidup yang sementara,
bahwa
bila tlah tiba masanya
kita
harus kembali pada kekasih Sang Maha Cinta.
Seperti
yang dulu pernah kau kata
Sang
Maha Cinta menunggu kita anak-anak kasih Nya.
Bunga
kamboja luruh warnanya,
Pergilah
Yust,
Penuhi
jalan takdirmu.
Aku
cukup bahagia pernah ada disisimu,
Mendampingimu,
menemanimu,
bersamamu
mengarung telaga cinta,
dalam
biduk yang penuh bahagia.
Walau
terkadang harus ada tawa dan juga airmata.
Namun
kini aku tlah cukup bahagia
Walau
kuhanya bisa menguntai doa
Untuk
tidur panjangmu yang tenang disana,
Disisi
Nya . . . . .