Monday, April 13, 2015




Untuk Sebuah Persaudaraan



Pernahkah kau coba mengerti?
Setiap malam setiap waktu aku menghitung mundur detik yang berlalu.
hanya namamu,
hanya senyummu,
bayang wajahmu.
Semua melintas dan melindas malam-malamku.

Kini semua waktu yang kupunya menikam hariku.
Menghentak jantungku dan menyebut semua identitas dirimu.
Kerinduanku padamu,
keraguanku padamu
juga tentang semua resahku akan janji manis cintamu.
Aku tahu itu hanya nafsu.
Aku paham itu hanya godaan selintas lalu.
Tapi mengapa hanya tentangmu.
Tak sedikitpun aku bisa mengelak darimu.
Mengapa tak juga kau mau berlalu membiarkan aku menemukan masa depanku.
Lepaskan aku dari jerat kasihmu yang membuatku beku.
Kau punya masa depanmu dengan keluarga dan anak-anakmu.
pun begitu dengan langkahku.
Aku telah memilih dia untuk teman hidupku
dia yang mau menerima segala kekuranganku.
Menerimaku bukan karena rasa kasih seperti kasihmu.
Pergilah dan segera berlalu.
Karena kelak kau akan tahu
bahwa kapanpun itu,
kita harus bisa menerima dan berdamai dengan masa lalu.
Bukan melupakan masa lalu yang hanya akan terus diam dan menyiksamu.

And,
aku sedang belajar menerima cintamu,
berdamai dengan semua kasih yang sengaja kau tuang buatku.
tapi kuharap kaupun tahu
hanya sekedar menerima agar aku bisa berdamai dengan semua masa lalu.
Bukan lantas hendak menerima kasih sesaatmu.
Karena bagaimanapun kaulah bayang-bayang masa lalu itu.

Heran, 
entah mengapa aku hanya ingin berkisah tentangmu.
Karena seseorang yang istimewa di hatiku
namanya kusimpan di relung kalbu.
Tak hendak kuberitahu siapapun tentangnya
kecuali saat aku mendoa, menjumpai-Nya Sang Maha Cinta
untuk mengisahkan kasih kami berdua dan memohon ridho-Nya.

Aku menyayangmu dengan dasar persaudaraan.
Yakinkan hati kecilmu tentang apa yang kurasakan.
Ini juga sebuah kerinduan akan arti persahabatan.

No comments:

Post a Comment