Masa Depan
Saat kita melangkah pasti di sebuah jalan tak
bertepi,
Kugenggam jari tanganmu, erat tak ingin
kulepaskan.
Sebuah harapan kau sematkan di antara
berratus gugus gemintang.
Tentang asa kebersamaan, bahagia kita di
masa depan.
Dan kita melangkah pelan penuh keyakinan.
Menatap binar matamu yang cerlang,
Berkerlip perlahan lalu memancar terang.
Kaulah kejora yang memberi pijar dalam
kegelapan.
memberiku kepastian tentang janji masa
depan yang akan kita sulam.
Itulah malam-malam kelam yang pernah kita
lewatkan.
Gelap, namun yakin esok mentari kan datang
saat kita disatukan dalam keberkahan.
Lihatlah, Sayang,
surya menantang dengan secercah senyuman.
Secerah senyum kita menghadapi kehidupan.
Kadang ada mendung, gerimis lalu hujan.
Namun mentari selalu datang kembali
membawa harapan.
Sesekali angin kencang menerpa dengan
keputusasaan.
Namun doa-doa tetap kita jalin dengan
penuh keyakinan.
Bahwa Dia Yang Maha Rahman akan selalu
mengirim kabar kebahagiaan.
Mengatur sebuah rencana dengan penuh
kesempurnaan,
Hingga kita menemukan tempat terindah
mengarungi samudra kehidupan
Di sebuah tempat di masa depan,
Jannah-Nya yang kekal dengan keabadian.
Mari, Sayang,
Temaram senja bersama kita habiskan.
Untuk mengabdi pada-Nya dengan penuh
kearifan.
Kitalah hamba yang tak bedaya, tiada guna
selain memohon ridho-Nya.
Nikmati gulita dengan tulus dan
keikhlasan.
Memintal doa di sepertiga malam dengan
penuh pengharapan.
Saling mengingatkan bila melakukan
kesalahan.
Bersama berbuat kebaikan di jalan
kebenaran.
Karena sejatinya
itulah makna kita menjalani hidup saat
mendapati sebuah akhiran.
Atlas, 140415 12.10 wib
Bimbang
Rabbi,
Bila masih Kau perkenankan sedikit aku
ingin mengajukan pertanyaan.
Masihkah aku punya kesempatan untuk
membuktikan
Bahwa waktu akan membantuku menemukan
kebahagiaan,
Atau waktu akan membantuku menemukan celah
yang selama ini aku takutkan?!?
Rabbi,
Kiranya bila masih boleh aku bertanya,
Aku tak hendak bertanya tentang hdupku
yang seperti apa.
Karena aku tahu Kau telah mengggariskan
semuanya
Tentang segala takdir dan garis nasib yang
harus aku menjalaninya.
Sekarang waktu menuntutku untuk
membuktikan,
Bahwa apa yang telah kuputuskan adalah
sebuah kebaikan,
Dan bila aku salah menentukan
maka waktu akan menuntutku untuk memberi
penjelasaan.
Rabbi,
Begitu sring aku takut melalui perjalanan,
Kini bahkan ragu mengiring langkahku
menuju kebaikan.
Sungguhkah yang kuputuskan sebuah
kebaikan,
atau hanya khayalan yang membawaku pada
kebimbangan?!?
Bantu aku Ya Rabb,
Agar aku tak salah menentukan jalan
arah mana yang harus kujadikan tujuan.
Bantu aku Ya Rabb,
Aku takut waktu pula yang menuntutku telah
melakukan kesalahan
Hanya karena aku salah menentukan
pasangan.
Sadar aku sepenuhnya hidupku tidak
berakhir dari kegagalan,
Tapi karena aku salah memilih pasangan.
Kini langkahku penuh kebimbangan,
Aku ragu mengambil keputusan.
Meski semula aku telah memastikan
bahwa dia pria yang kuharapkan.
Namun kini teman dekatku seolah meragukan,
Bahwa apa yang kuambil sebagai keputusan
akan menjadi penyesalan.
Aku takut dan hatiku penuh dengan keraguan.
Bantu aku menentukan langkah agar kakiku
tak lagi bimbang.
Tetap kokoh melangkah meski cabaran
menghadang.
Aku, bimbang….
Atlas, 140415 11.38 wib
No comments:
Post a Comment