Wednesday, April 22, 2015



Masa Depan


Saat kita melangkah pasti di sebuah jalan tak bertepi,

Kugenggam jari tanganmu, erat tak ingin kulepaskan.
Sebuah harapan kau sematkan di antara berratus gugus gemintang.
Tentang asa kebersamaan, bahagia kita di masa depan.
Dan kita melangkah pelan penuh keyakinan.

Menatap binar matamu yang cerlang,
Berkerlip perlahan lalu memancar terang.
Kaulah kejora yang memberi pijar dalam kegelapan.
memberiku kepastian tentang janji masa depan yang akan kita sulam.
Itulah malam-malam kelam yang pernah kita lewatkan.
Gelap, namun yakin esok mentari kan datang saat kita disatukan dalam keberkahan.

Lihatlah, Sayang,
surya menantang dengan secercah senyuman.
Secerah senyum kita menghadapi kehidupan.
Kadang ada mendung, gerimis lalu hujan.
Namun mentari selalu datang kembali membawa harapan.
Sesekali angin kencang menerpa dengan keputusasaan.
Namun doa-doa tetap kita jalin dengan penuh keyakinan.
Bahwa Dia Yang Maha Rahman akan selalu mengirim kabar kebahagiaan.
Mengatur sebuah rencana dengan penuh kesempurnaan,
Hingga kita menemukan tempat terindah mengarungi samudra kehidupan
Di sebuah tempat di masa depan,
Jannah-Nya yang kekal dengan keabadian.
Mari, Sayang,
Temaram senja bersama kita habiskan.
Untuk mengabdi pada-Nya dengan penuh kearifan.
Kitalah hamba yang tak bedaya, tiada guna selain memohon ridho-Nya.
Nikmati gulita dengan tulus dan keikhlasan.
Memintal doa di sepertiga malam dengan penuh pengharapan.
Saling mengingatkan bila melakukan kesalahan.
Bersama berbuat kebaikan di jalan kebenaran.
Karena sejatinya
itulah makna kita menjalani hidup saat mendapati sebuah akhiran.



Atlas, 140415  12.10 wib



Bimbang

Rabbi,
Bila masih Kau perkenankan sedikit aku ingin mengajukan pertanyaan.

Masihkah aku punya kesempatan untuk membuktikan
Bahwa waktu akan membantuku menemukan kebahagiaan,
Atau waktu akan membantuku menemukan celah yang selama ini aku takutkan?!?
Rabbi,
Kiranya bila masih boleh aku bertanya,
Aku tak hendak bertanya tentang hdupku yang seperti apa.
Karena aku tahu Kau telah mengggariskan semuanya
Tentang segala takdir dan garis nasib yang harus aku menjalaninya.
Sekarang waktu menuntutku untuk membuktikan,
Bahwa apa yang telah kuputuskan adalah sebuah kebaikan,
Dan bila aku salah menentukan
maka waktu akan menuntutku untuk memberi penjelasaan.

Rabbi,
Begitu sring aku takut melalui perjalanan,
Kini bahkan ragu mengiring langkahku menuju kebaikan.
Sungguhkah yang kuputuskan sebuah kebaikan,
atau hanya khayalan yang membawaku pada kebimbangan?!?
Bantu aku Ya Rabb,
Agar aku tak salah menentukan jalan
arah mana yang harus kujadikan tujuan.
Bantu aku Ya Rabb,
Aku takut waktu pula yang menuntutku telah melakukan kesalahan
Hanya karena aku salah menentukan pasangan.
Sadar aku sepenuhnya hidupku tidak berakhir dari kegagalan,
Tapi karena aku salah memilih pasangan.
Kini langkahku penuh kebimbangan,
Aku ragu mengambil keputusan.
Meski semula aku telah memastikan
bahwa dia pria yang kuharapkan.
Namun kini teman dekatku seolah meragukan,
Bahwa apa yang kuambil sebagai keputusan akan menjadi penyesalan.
Aku takut dan hatiku penuh dengan keraguan.
Bantu aku menentukan langkah agar kakiku tak lagi bimbang.
Tetap kokoh melangkah meski cabaran menghadang.
Aku, bimbang….

Atlas, 140415  11.38 wib

No comments:

Post a Comment