Monday, August 29, 2016




Curahan Rasa Hati, Pada Diri





Rabbi,
aku pernah menyakiti hati lembut ini.
Aku juga pernah melukai cintanya yang suci.

Rabbi,
bantu aku 
untuk bisa menghapus 
segala perih yang kutuang dan menodai kasihnya nan murni.

Rabbi,
Perlahan dan pasti,
ajarkan aku untuk mulai mengabdikan diri.
Melayani kasihnya dengan sepenuh hati,
agar aku tak lagi melukai hati putihnya nan berseri.
Ajarkan padaku 
tentang derita yang pernah dia alami.
Ajarkan padaku 
kesabarannya menyelami samudera luas hidup ini.
Dan tunjukkan padaku 
betapa dengan semua kesulitan yang dia alami,
dia masih dan selalu bisa mensyukuri karunia-Mu
 yang mengalir setiap hari.

Biarkan dalam menit-menit waktu yang kulalui,
Aku akan belajar untuk memahami,
Belajar pula untuk mengerti,
betapa dia memiliki hati putih yang menawan sanubari.
Duuhhh, 
Aku melakukannya lagi.
Aku menyakitinya, Ya Rabbi,
Aku bahkan melukainya setiap kali.
Merajuk padanya dengan tangis yang tak pernah kumengerti,
yang aku tahu aku hanya ingin dia selalu ada di sisi....

Aku menyakitinya Ya Rabbi,
Aku melukainya dengan beragam perih yang kuberi.
Sementara dia terus saja mengucurkan kasih sejati.

Adilkah ini Ya Rabbi?!?
Bantu aku untuk membalas semua kasih suci yang dia miliki.
meski hanya dengan belajar melayani,
meski dengan belajar menjadi abdi,
dan belajar untuk memahami,
bahwa dia selalu menjadikanku nomor satu 
dalam hidupnya yang pernah sepi.

Sungguh.
Kini aku menyadari.
Aku menyayanginya sepenuh hati.
Padanya aku kan mengabdi,
memberi sepenuh hati dengan sisa nafas yang kumiliki.
Agar dengan itu hidup kami jadi lebih berseri,
Menggapai indahnya impian hidup di Jannah nan suci.
Meraih cita cinta dari Yang Maha Tinggi,
Pemilik Cinta Abadi di Nirwana, surga tertinggi.

Rabbi,
Sungguh kini aku menyadari,
Bahwa dalam tiap tetes keringat yang  mengalir di dahi,
dia bekerja dengan setulus hati.
Pasrah,
dan menyerahkan semua yang dia miliki 
untuk kuraih dengan tangan kotor ini.

Namun kini aku mengerti,
Kau menghadirkannya untuk membuka mata jiwa ini,
Hingga karena hadirnya aku makin memahami,
bahwa betapa hidup ini selalu penuh onak duri,
Tak melulu bak cerah mentari pagi,
dan sesekali Kau hadirkan badai yang kan menguji.

Baiklah, Ya Rabbi.
Bersamanya aku akan belajar tentang ini.
Saling menguatkan saling menyayangi,
Saling mendukung dan menautkan hati.

Kini ijinkan aku, Ya Rabbi,
Menyayangnya dengan sepenuh nafas yang kumiliki.
Karena dialah imamku,
Tokoh sempurna dalam hidup yang kulalui.
Maka mohonku, Ya Rabbi,
jadikan keluarga kecil yang kami bina 
sbagai taman cinta surgawi.
Yang meleburkan segenap harapan suci,
Menyatukan ketulusan hati,
dalam keberkahan yang Kau limpahkan pada kami.



Kaulah pria sempurna yang hadir di purnama ke lima, membawa nyata harapan cinta....

No comments:

Post a Comment