Thursday, August 9, 2018





Cahaya Dalam Gulita



Hari berlalu.
Membuka laptop kesayangan, Hans membisu. Terduduk lemah, bahkan menulis pun ia tak lagi mau. Hans hanya diam memandang langit biru. Kosong dan kelabu.
Menatapnya dengan lelah, hatiku mulai ikut gundah. Dan waktu terus bertambah. Bergeming. Hans tak jua goyah.
“Maaf. Aku tak lagi sesempurna dulu.” Meraba, mencari tanganku, Hans berkesah pilu.
“Tapi aku selalu tahu, Hans, kau tetap Hansku yang dulu.” Memegang jemari lembutnya, perih. Kutahan isak di dada.
Melangitkan sepotong doa, meski dalam gulita kuingin kembali kau temukan cahaya. Demi merenda asa. Masa, dimana kau dan aku memintal cinta dalam kasih nan bahagia.

(bersambung....)

No comments:

Post a Comment