SR
|
Kepada Belahan Jiwaku (1)
Senja
nan merah, resah. Menghadirkan beribu rindu di hatiku, biru. Tangisku membuncah,
gundah. Mengingatkanku pada hadirmu yang baru kemarin berlalu dari warnaku,
pilu.
Kekasihku,
Tak
mengapa bila malam ini kembali kita lalui hari dalam kesendirian. Meski kita
berjanji untuk saling bertahan, namun selalu saja ada kegelisahan menghantui
malam yang kulewatkan dalam kekhawatiran. Cemas akanmu, bertanya tentangmu. Sungguh
aku mencoba bertahan, betapa hari yang akan kita jalani masih harus kita
perjuangkan untuk masa depan yang sama pernah kita impikan.
Kekasihku, Belahan jiwaku, Malam ini kembali kita lalui hari dalam kesunyian. Kau di sana, aku di sini, sepi. Namun tak mengapa. Karena janji suci yang pernah kita ikrarkan untuk sehidup semati telah terpatri di altar cinta milik Sang Maha Tinggi. Kepada-Nyalah kita menitip hati yang kita satukan dalam tautan ijab qabul menuju Jannah Surgawi. Dialah saksi cinta kita hingga kehidupan nanti.
Kekasihku,
Pujaan hatiku,
Hanya
di kertas ini aku sanggup mencurahkan perasaanku. Menuang segenap kerinduanku kepadamu
yang tiap waktu terasa meyesak hatiku. Sungguh aku tahu, berjuta pilu juga
menyiksa relung kalbumu namun kau mencoba bertahan buatku. Sementara aku di
sini, aku tak bisa sekuat karang batu. Kaulah harapan hatiku, yang terus
berjuang untuk menguatkanku. Kaulah yang selalu membesarkan jiwaku dengan
kalimat-kalimat cintamu. Cintaku, bawa aku dalam tiap doamu, biarkan jiwa-jiwa
kita menyatu dalam doa suci yang terus kita alunkan untuk kekuatan cinta ini.
Selama ini, hanya di kertas putih inilah aku bisa menumpahkan segenap rasaku. Yang berhari kusimpan dalam nyanyi rinduku. Tangisku, getirnya senyumku, semua kulakukan hanya untuk menguatkan hatiku karena jauh dari cintamu. Demi cita dan impianku, kau beri semua yang kumau. Kau serahkan seluruh cintamu hanya untuk bahagiaku. Terima kasih untuk kasih tulusmu.
Selama ini, hanya di kertas putih inilah aku bisa menumpahkan segenap rasaku. Yang berhari kusimpan dalam nyanyi rinduku. Tangisku, getirnya senyumku, semua kulakukan hanya untuk menguatkan hatiku karena jauh dari cintamu. Demi cita dan impianku, kau beri semua yang kumau. Kau serahkan seluruh cintamu hanya untuk bahagiaku. Terima kasih untuk kasih tulusmu.
Kekasihku,
belahan jiwaku,
Kali
ini, saat ini, aku hanya bisa menangis dan menulis yang ada dalam hatiku.
Gejolak jiwaku yang berkisah tentang kerinduan yang kurasakan padamu. Aku berharap
dengan begitu, nanti saat bertemu denganmu tak ada lagi resah hatiku yang kaubaca
dari suaraku. Kau hanya perlu tahu bahwa aku mencintamu dengan sepenuh jiwaku.
Kesederhanaanmu
sering membuatku malu, karena dari tiap hal yang kau tunjukkan padaku seolah
kau ingin memberitahu seperti itulah adanya dirimu. Sungguh, betapa bagiku
kaulah pria sempurna di purnama kelima yang dulu kutunggu. Terima kasih dengan
hadirmu.
Kini
waktu telah berlalu. Semoga Maha Cinta mendengar doa-doaku yang berkisah
tentang dirimu.
Sungguh,
aku bersyukur merasakan dan memiliki cintamu. Itulah kau dan aku, maka adalah
satu. Kita….
Banaran,
6 maret 2016 05.39 PM
|